strategi pembelajaran deduktif dan induktif
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum pelaksanaan kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia berusaha mencari cara lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut menunjukkan bahwa orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.
Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dan “ago” (memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan penulis memahami kata strategi sebagai suatu cara yang dianggap mampu untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram secara sistematis.Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Strategi pembelajaran menurut Slameto ialah suatu rencana tentang pendayagunaan dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisien pengajaran. Menurut Nana Sudjana, strategi pembelajaran adalah tindakan pendidik melaksanakan variabel pengajaran (yaitu tujuan, materi, metode, dan alat serta evaluasi) agar dapat memengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang dilaksanakan pendidik untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil yang diharapkan.
Strategi pembelajaran mencakup tujuan kegiatan pembelajaran, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana penunjang kegiatan. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu pembelajaran.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Misalnya, ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual.
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan pendidik akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangakan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, pendidik dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap pendidik memiliki taktik yang mungkin berbeda antara pendidik yang satu dengan yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dan Penalaran Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Induktif
1.1 Pengertian Pembelajaran Deduktif dan Pembelajaran Induktif
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Deduktif berasal dari bahasa Inggris “deduction” yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan – keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum.
Deduksi adalah cara berfikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berfikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
Sebaliknya, dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Pembelajaran deduktif disebut pula pembelajaran langsung (direct Instruction). Strategi berfikir deduktif adalah strategi berfikir yang menerapkan hal – hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian – bagiannya yang khusus. Strategi deduktif ini merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip – prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh- contohnya dalam situasi tertentu. Strategi ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal – hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Strategi pembelajaran deduktif ini tepat digunakan pada saat :
• Peserta didik belum mengenal pengetahuan yang dipelajari.
• Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis.
• Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik.
• Waktu yang tersedia sedikit.
Yang dimaksud pembelajaran deduktif adalah suatu strategi yang berangkat dari hal – hal yang umum menuju sesuatu yang khusus. Pendidik dalam kegiatan pembelajarannya mengawali dengan konsep, teori, dan generalisasi dan melanjutkannya dengan contoh – contoh kongkrit.
Pembelajaran deduktif tidak menekankan pada upaya menciptakan dan mengkonstruksi pengetahuan secara aktif. Pembelajaran deduktif lebih menekankan pada pendidik dalam menyampaikan pembelajaran sehingga peserta didik cenderung pasif untuk mengikuti presentasai dan penjelasan tentang konsep, teori, prinsip, dan prosedur pelaksanaan kemudian melakukan imitasi berdasarkan contoh yang telah diberikan. Pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher center) dan tidak berusaha mengkonstruksi pengetahuan dengan jalan bekerja kolaborasi dan kooperatif untuk mencari sumber dari berbagai sumber belajar. Peserta didik tidak difasilitasi untuk secara timbal balik memberi sharing pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber kepada peserta didik lain.
Deduktif sebagai kebalikan dari induktif adalah proses penalaran yang beranjak dari umum ke khusus atau dari suatu premis menunjuk ke suatu konklusilagis. Kesimpulan – kesimpulan tentang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam. Dictionary of education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan – aturan atau generalisasi ke contoh – contoh dan kemudian sampai kepada konklusi – konklusi atau penerapan dari generalisasi – generalisasi.
Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada strategi pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Strategi ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan strategi pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.
1.2 Penalaran Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Induktif
Penalaran pembelajaran dedutif
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Tercatat beberapa penjelasan tentang deduksi dalam biologi, di antaranya:
• Proses penalaran dari konsep umum diturunkan ke kesimpulan fakta khusus
• Proses penalaran yang konklusinya diturunkan secara mutlak dari premis-premisnya
• Suatu argument adalah valid deduktif jika dan hanya jika bahwa tidak mungkin konklusi salah padahal premisnya benar.
Pembuktian yang menggunakan penalaran deduktif biasanya menggunakan kalimat implikatif yang berupa pernyataan jika …, maka …. Kemudian, dikembangkan dengan menggunakan pola pikir yang disebut silogisme, yaitu sebuah argumen yang terdiri atas tiga bagian. Di dalamnya terdapat dua pernyataan yang benar (premis) yang menjadi dasar dari argument itu, dan sebuah kesimpulan (konklusi) dari argument tersebut.
Sebagai contoh misalnya kita amati pernyataan-pernyataan berikut ini.
I. Semua manusia akan mati.
II. Peserta latihan penelitian ini adalah manusia.
III. Peserta penelitian ini akan mati.
Pernyataan I kita kenal sebagai premis mayor, pernyataan II adalah premis minor dan pernyataan III adalah kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik akan bernilai benar jika kedua pernyataan di atasnya benar, demikian pula sebaliknya.
Penalaran dalam biologi sulit dipisahkan dari kaidah-kaidah logika. Penalaran-penalaran yang demikian dalam biologi dikenal dengan istilah penalaran deduktif yang diterimanya suatu premis mayor.
Contoh 1
Premis Mayor : Semua serangga termasuk avertebrata
Premis Minor : Semua semut termasuk serangga
Konklusi : Jadi, semua semut termasuk avertebrata
Sebagaimana disebutkan pada bagian terdahulu bahwa cara penalaran dengan deduktif di antaranya dapat dilakukan secara aturan inferensi, bukti langsung, bukti tidak langsung, dan induksi biologi.
Penalara Pembelajaran Induktif
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Kemampuan penalaran induktif adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan yang bersifat umum (berlaku untuk semua/ banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat dilakukan secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Jenis-jenis penalaran induktif adalah :
1. Generalisasi; adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh : kambing adalah hewan berkaki empat yang makan rumput.
Sapi adalah hewan berkaki empat yang makan rumput.
Kuda adalah hewan berkaki empat yang makan rumput.
Generalisasi“semua hewan yang berkaki empat adalah makan rumput”.
2. Analogi; dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
3. Salah Nalar; adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu; menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi pasangan
2. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Indutif
2.1 Kelebihan Pembelajaran Deduktif dan Pembelajaran Induktif
Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan penalaran deduktif, sebagai contoh misalnya dokter dalam mendiagnosis penyakit pasiennya, detektif yang menyelidiki masalah kriminal, atau egiatan lainnya, tapi yang harus dicamkan adalah bahwa penggunaan yang banyak bukan jaminan bahwa penelaran deduktif ini dapat dipergunakan tanpa kelemahan – kelemahan.
Kelebihan Pembelajaran Deduktif menurut Heman Hudoyo (1990)
1. Waktu yang dibutuhkan singkat.
2. kombinasi metode pada pendekatan deduktif akan mengurangi kelemahan pendekatan deduktif.
3. Pada kelas yang kuat pendekatan deduktif akan lebih memudahkan peserta didik menangkap konsep yang diajarkan.
4. merupakan cara yang mudah untuk menyampaikan isi – isi pelajaran menjimatkan masa dan tenaga, amat sesuai untuk peserta didik bertahap kognitif tinggi dan mudah menyempurnakan sukatan pengajaran.
Kelebihan Strategi Pembelajaran Induktif
1. Pada strategi pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
3. Strategi pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicuketerlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
2.2 Kelemahan Pembelajaran Deduktif dan Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran Deduktif juga memiliki kelemahan- kelemahan diantaranya misalnya jika salah satu atau kedua premisnya salah maka kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis-premis itu akan salah. Kelemahan lainnya adalah bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan logika deduktif tak mungkin lebih luas dari premis-premisnya, sehingga sulit diharapkan kemajuan ilmu pengetahuan jika hanya mengandalkan logika ini. Selain itu manakala argumen deduktif akan diuji kebenarannya, maka yang mungkin teruji hanya bentuk atau pola penalarannya tapi bukan materi dari premis-premisnya, jadi salah benar premisnya tak dapat diuji.
Kekurangan pembelajaran Deduktif menurut Heman Hudoyo (1990):
1. Biasanya dirasakan sangat sulit bagi peserta didik untuk memahami suatu konsep yang abstrak, bila tidak didahului dengan contoh – contoh yang kongkrit. Bahkan bila anak masih di dalam tahap operasi kongkrit tentang konsep konsep yang abstrak tidak bermakna bagi peserta didik.
2. pendekatan deduktif di khawatirkan menyebabkan ingatan lebih penting daripada pengertian
3. peserta didik menjadi pasif hanya menurut pola pengerjaan yang disajikan oleh pendidiknya.
4. Kurang bermanfaat untuk peserta didik yang lemah, strategi ini lebih berpusatkan pendidik dan kurang meningkatkan kemahiran berfikir.
Kelemahan Strategi Pembelajaran Induktif
1. Strategi ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
2. Tingkat keefektifan strategi pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
3. Strategi pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
4. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan strategi ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
5. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol Proses belajar siswa.
6. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
7. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Induktif
3.1 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Deduktif
Berbagai jenis pertimbangan strategi Pembelajaran deduktif :
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan yang di lihat dari materinya
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi
Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
2. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
1. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
2. Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa.
Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.
3. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
a) Strategi Klasikal
b) Strategi Kelompok Kecil
c) Strategi Individual.
4. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa.
a) Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
b) Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
3.2 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Induktif
Dasar pertimbangan strategi ini adalah sebagai berikut::
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu:
a. Saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut
b. Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis, dan
c. Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut.
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
4. Langkah Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Induktif
4.1 Langkah-langkah strategi pembelajaran deduktif Di buat dalam siasat pembelajaran
1. Kegiatan prapembelajaran
• Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa mempunyai kemampuan untuk belajar, oleh karena itu membangkitkan motivasi. Merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar. Hal ini dilakukan oleh guru untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan di sampaikan, dan didukung dengan pemberian reword oleh guru berupa tepuk tangan serta pujian terhadap siswa yang telah menjawab.
Contoh Motivasi
1. Pernahkah kalian ketahui bahwa makhluk hidup memiliki beberapa cirri khusus apa sajakah itu?
• Tujuan
Dalam strategi pembelajaran deduktif merupakan komponen yang utama. Segala aktifitas guru dalam pembelajaran, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan yaitu keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
• Tingkah laku masukkan guru memberikan informasi tentang pembelajaran yang akan dilakukan melalui media gambar atau secara real sehingga membangkitkan rasa keingin tahuan siswa terhadap materi.
2.Penyajian informasi
• Pengurutan dalam pembelajaran deduktif dikemukakan terlebih dahulu mengenai konsep-konsep materi, kemudian turun ke fakta. Dalam materi pelajaran digolongkan dalam 4 kategori, yaitu: fakta,prosedur, konsep, dan prinsip.
• Besarnya satuan pembelajaran
Merupakan batasan waktu yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi kepada siswa besarnya satuan pembelajaran dapat ditentukan oleh tingkat kesulitan meteri yang akan di ajarkan contohnya:
Ada beberapa indikator dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan. Untuk materi yang sulit digunakan alokasi waktu 2x45 menit. Sedang untuk materi yang sedang di gunakan waktu yang di butuhkan 1x45 menit.
• Penyajian isi
Guru harus sudah menyiapkan bahan ajar yang akan di sampaikan kepada siswanya. Dimana bahan ajar ini telah di olah dari berbagai sumber dan dilengkapi dengan multimedia yang akan digunakan, guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Materi disampaikan mulai dari yang umum ke yang kusus atau dari konsep-konsep ke fakta-fakta. Media yang di gunakan realia , buku pelajaran,sehingga dalam penyajian isi dapat di terima oleh pesdik.. Guru menggunakan metode ceramah
3. Peran peserta didik
• Latihan
Peserta didik di berikan tugas mengamati tingkah laku cicak dan bunglon dalam adaptasi.
Misalnya siswa dapat memahami adaptasi tingkah laku pada cicak dan bunglon.
Di gunakan metode ceramah dan pengamatan terhadap tingkah laku bunglon.
• Balikan
Memperkuat pemahaman, memberitahukan kesalahan, memperbaiki proses belajar yang salah. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan terdapat hubungan yang erat antara balikan dan penguatan.
4.Pengetesan
• Tingkah laku masukan
Guru memberikan penjelasan atau ulasan singkat terhadap materi yang telah disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian, dengan pemberian pertanyaan singkat sebelum mengadakan pratest
• Prates
Guru memberikan prates kepada siswa dengan tujuan dapat mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang akan di ajarkan.
• Tes sambil jalan
Guru sambil mengajar juga mengetes siswa sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
• Pasca test
Di berikan kepada siswa untuk mengukur tingkat pencapaian siswa, terhadap materi yang telah disampaikan. Tes dapat berupa tes tertulis maupun lisan.
5. Kegiatan tindak kelas
• Remidiasi
• Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Dengan memberikan penjelasan kembali terhadap materi yang belum di mengerti missal guru “menjelaskan kenbali tentang cirri cirri tumbuh dan berkembang?”
• Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu aplikasi terhadap materi pembelajaran agar siswa lebih memahami secara detail atau lebih luas, sehinnga siswa akan lebih banyak pengetahuan khususnya pada materi yang telah di sampaikan.
4.2 Langkah langkah Pelaksanan Strategi Pembelajaran Induktif
Ada tiga langkah pelaksanaan keterampilan berpikir induktif:
a. Pembentukan Konsep (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
• Langkah-langkah:
a) Membuat daftar konsep.
b) Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama.
c) Pemberian label atau kategorisasi
b. Interpretasi data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah:
1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
2. menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
3. membuat kesimpulan.
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1. Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi.
2. Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3. Menguji hipotesis/prediksi.
5. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran Deduktif Dan Pembelajaran Induktif
Peserta didik sering mengalami kesulitan memahami makna matematika dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif. Hal ini disebabkan peserta didik baru memahami generalisasi atau konsep setelah disajikan berbagai contoh. Agar proses pembelajaran yang menggunakan Strategi Pembelajaran Deduktif dapat berjalan efektif dan efisien,saharusnya:
1. Di mulai dengan menyatakan generalisasi secara jelas;
2. Menulis definisi dipapan tulis;
3. Menjelaskan istilah-istilah dalam definisi;
4. Secara hati-hati menekankan hubungan-hubungan sifat dalam generalisasi;
5. Mengilustrasikan dengan contoh; dan
6. Memberikan kesempatan peserta didik memberi atau mengerjakan contoh berikutnya.
Sedangkan Saat pembelajaran Induktif berlangsung , guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa model pembelajaran induktif memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari guru. Selain itu guru juga harusmenjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya.
Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh /ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan.
6. Metode-Metode dalam Pembelajaran Deduktif dan Pembelajaran Induktif
Dalam pembelajaran deduktif dan pembelajaran induktif menggunakan metode2 dalam pembelajaran, misalnya :
• Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama, berhubungan antara pengajar dengan pembelajar ialah berbicara. Peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.
Ceramah wajar dipergunakan
1. Kalau pengajar akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dan tidak, terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
2. Kalau pengajar harus menyampaikan fakta kepada pembelajar yang besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehingga metode-metode yang lain tidak mungkin dapat dipergunakan.
3. Kalau pengajar adalah pembicara yang bersemangat dan akan rnerangsang pembelajar untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
• Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama.
Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.
• Metode diskusi
Metode diskusi adalah : Suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga di maksudkan untuk dapat meransang siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
• Metode tugas kelompok
Metode Kerja kelompok adalah metode pembelajaran yang dipilih guru untuk menguasai materi pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa secara kelompok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Strategi Pembelajaran Deduktif dan Pembelajaran Induktif, dapat kita simpulkan bahwa:
Strategi Pembelajaran Deduktif ini merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip – prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh- contohnya dalam situasi tertentu. Strategi ini menjelaskan konsep ke bentuk realitas atau menjelaskan hal – hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Strategi Pembelajaran Induktif ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2011. strategi pembelajaran deduktif. (online).http://www.google.co.id/ di akses pada 14 mei 2011, plkul 09.00 wib.
Anonimus. 2009. Pembelajaran deduktif. (online) http://www.wikipedia.com/ di aksses pada 14 mei 2011, pukul 09.05 wib.
Anonimus 2010. Strategi pembelajaran.(online). http://www.yahoo.co.id/ di
akses pada 14 mei 2011, plkul 09.00 wib.
Annonimus. 2011.Strategi Pembelajaran Induktif (Online). http://www.strategi-pembelajaran-induktif.html
Diakses pada 14 Mei 2012 , pukul 09. 10 Wib.
Karwono. 2011. Strategi Pembelajaran. Lampung : Universitas Muhammadiyah Metro.
Sanjaya,W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Grup.
Play Live Casino Games For Free: The Top Games
BalasHapusFree to Play Live Casino Games 메리트카지노 For Free: The Top Games 인카지노 Free to Play Live Casino Games For Free: The Top Games Free to Play Live 카지노사이트 Casino Games For Free: The Top Games
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
BalasHapusSo, what do we gri-go.com mean by “casinos in the UK”? to find a casino 바카라 사이트 and live casino communitykhabar games on a mobile 메이피로출장마사지 phone device in 2021. 바카라사이트